Widji Thukul
Widji Thukul Sumber Wikipedia
Widji Thukul, yang bernama asli Widji Widodo (lahir di kampung Sorogenen Solo, 26 Agustus 1963) adalah seorang sastrawan dan aktivis Indonesia.
Keluarga
Widji Thukul lahir dari keluarga tukang becak. Mulai menulis puisi
sejak SD, dan tertarik pada dunia teater ketika duduk di bangku SMP.
Bersama kelompok Teater Jagat, ia pernah ngamen puisi keluar masuk
kampung dan kota. Sempat pula menyambung hidupnya dengan berjualan
koran, jadi calo karcis bioskop, dan menjadi tukang pelitur di sebuah
perusahaan mebel.
Pendidikan
Pendidikan tertinggi Thukul adalah Sekolah Menengah Karawitan
Indonesia (SMKI) Solo jurusan tari sampai kelas dua lantaran kesulitan
uang.
Aktivitas
Kendati hidup sulit, ia aktif menyelenggarakan kegiatan teater dan
melukis dengan anak-anak kampung Kalangan, tempat ia dan anak istrinya
tinggal. Pada 1994, terjadi aksi petani terjadi di Ngawi, Jawa Timur.
Thukul yang memimpin massa dan melakukan orasi ditangkap serta
dipukuli militer.
- Pada 1992 ia ikut demonstrasi memprotes pencemaran lingkungan oleh pabrik tekstil PT Sariwarna Asli Solo.
- Tahun-tahun berikutnya Thukul aktif di Jaringan Kerja Kesenian Rakyat (Jakker)
- Tahun 1995 mengalami cedera mata kanan karena dibenturkan pada mobil oleh aparat sewaktu ikut dalam aksi protes karyawan PT Sritex.
- Peristiwa 27 Juli 1998 menghilangkan jejaknya hingga saat ini. Ia salah seorang dari belasan aktivis yang hilang.
- April 2000, istri Thukul, Sipon melaporkan suaminya yang hilang ke Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).
- Forum Sastra Surakarta (FSS) yang dimotori penyair Sosiawan Leak dan Wowok Hesti Prabowo mengadakan sebuah forum solidaritas atas hilangnya Thukul berjudul “Thukul, Pulanglah” yang diadakan di Surabaya, Mojokerto, Solo, Semarang, Yogyakarta, dan Jakarta.
Korban penculikan
Setelah Peristiwa 27 Juli 1996 hingga 1998, sejumlah aktivis
ditangkap, diculik dan hilang, termasuk Thukul. Sejumlah orang masih
melihatnya di Jakarta pada April 1998. Thukul masuk daftar orang hilang
sejak tahun 2000.
Karya
Ada tiga sajak Thukul yang populer dan menjadi sajak wajib dalam aksi-aksi massa, yaitu Peringatan, Sajak Suara, dan Bunga dan Tembok (ketiganya ada dalam antologi “Mencari Tanah Lapang”
yang diterbitkan oleh Manus Amici, Belanda, pada 1994. Tapi,
sesungguhnya antologi tersebut diterbitkan oleh kerjasama KITLV dan
penerbit Hasta Mitra, Jakarta. Nama penerbit fiktif Manus Amici
digunakan untuk menghindar dari pelarangan pemerintah Orde Baru.
- Dua kumpulan puisinya : Puisi Pelo dan Darman dan lain-lain diterbitkan Taman Budaya Surakarta.
- Puisi: Bunga dan Tembok [1]
- Puisi: Peringatan
- Puisi: Kesaksian [2]
Prestasi dan penghargaan
- 1989, ia diundang membaca puisi di Kedubes Jerman di Jakarta oleh Goethe Institut.
- 1991, ia tampil ngamen puisi pada Pasar Malam Puisi (Erasmus Huis; Pusat Kebudayaan Belanda, Jakarta).
- 1991, ia memperoleh Wertheim Encourage Award yang diberikan Wertheim Stichting, Belanda, bersama WS Rendra.
- 2002, dianugerahi penghargaan “Yap Thiam Hien Award 2002″
- 2002, sebuah film dokumenter tentang Widji Thukul dibuat oleh Tinuk Yampolsky.
0 komentar:
Posting Komentar